Kisah Mistis Nyata Terbaru Kuburan di Samping Rumah
Ini kisahku, pertama kali ke Jakarta menginap di rumah Paman di daerah Penggilingan, Jakarta Timur. Travel yang aku tumpangi sampai pukul 11.00 malam. Suasana rumah masih ramai, karena besoknya ada syukuran nenek dan kakek mau pergi haji.
Kamar di sana banyak, memang rumahnya lumayan luas, tapi semua keluarga sudah menempati kamar bawah, hanya tinggal satu kamar di lantai atas yang masih kosong. Menuju ke kamarku itu harus melewati tempat jemuran baju, tidak ada yang aneh sampai di sini.
Pergi haji bagi keluarga kami merupakan sesuatu yang sakral, dianggap sesuatu yang wajib di sukuri, tapi tidak diangkap keramat, eh! itu termasuk sakral atau tidak? biarlah kalian yang menilainya.
Selalu ada tradisi bahwa mendoakan kepergian keluarga yang berhaji, agar mereka bisa menjadi haji yang mabrur dan kembali dengan selamat ke Indonesia. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di sana, katanya sih apa yang kita lakukan akan terbalaskan di sana, tapi itu masih tabu untukku
Jam 3 pagi aku duduk di tangga bagian belakang, tangga itu diberikan teralis, tujuannya untuk menghindari maling masuk dari tempat jemuran. Jika tidak membawa oli bekas, yang berniat masuk ke rumah melalui pintu itu akan sial, bagaimana tidak, suaranya nyaring seperti suara t-rek pada film jurasic park.
Bukan tidak mau tidur, cuma rasa lelah dan ngatuk setelah perjalanan selama 8 jam dari kampungku ke Jakarta itu sirna setelah aku melihat nenek dan kakek yang aku sayangi. Tapi tidak seperti itu juga sih, kalian tahu lah yang namanya di mobil kan pengap, ketika sampai dan keluar dari mobil hilang sudah semua rasa lelah itu. hehehe.
“Ilham, kamu mau masuk gak, sudah mau pagi, kamu gak ngantuk?” seseorang yang tidak aku kenal suaranya memintaku masuk.
“Nanti teh, lagi ngadem lihat suasana kota dari sini,” menjawab suara perempuan yang masih aku pikirkan namanya itu
Lima belas menit berlalu, nyamuk Jakarta sepertinya ingin terus berkenalan denganku, mereka sepertinya memiliki group whatsapp yang memviralkan keberadaan aku di sana. Lama-lama gak kuat juga, aku putuskan turun untuk bergabung dengan keluarga.
“Tolong! ada yang bisa membuka pintu?” teralis itu tertutup dan terkunci, kenapa bisa? “apakah ada maling yang membaca pikiranku dan membawa oli bekas? ah tidak mungkin,” gumaku dan kembali berteriak sambil memukul pintu.
Senyap, seperti tidak ada yang mendengar teriakanku,” pada kemana mereka, apakah semua sudah tidur?” aku melihat jam, baru 3.15 pagi. Aku terus berteriak tapi tidak ada yang menghiraukan, ada gagang sapu yang patah, aku hantamkan ke teralis itu pun tetapi sepi tidak ada respon.
Kesabaran juga ada batasnya, tapi apa yang mau aku lakukan, hp tertinggal di dalam, tidak ada alat untuk membongkar teralis, salah satu jalan adalah dengan loncat, tapi itu tinggi banget, “Wooi! wooi! wooi! tolong” gak lucu kan semalaman jika tidur di sini, mana banyak nyamuk.
“Mau bagaimana lagi, aku harus loncat, lagian ini gak tinggi-tinggi amat,” perasaat itu timbul dan memaksa aku harus memutuskan loncat, tapi “Oh No!” di bawah ada kuburan, panjang banget, ada lebih dari 5 kuburan yang panjangnya lebih dari 2 meter.
Bulu kuduk berdiri, merinding dan dingin seruh badanku, pandanganku gelap, “Kreeek……” aku hanya mendengar teralis itu terbuka, “Ham, Ilham, bangun nak! bangun!,” mataku terbuka lebar, dia adalah ibuku yang mengantarku ke Jakarta.
Ngapain kamu tidur di sini?”
Mataku memang terbuka, tapi ada yang aneh di sana, aku rebah di atas sofa bekas yang sebelumnya tidak ada di sana, “Ibu mendahkanku?”
“Jangan ngawur kamu, mana kuat itu ngangkat kamu?” aku tidak berada di lantai atas (tempat jemur pakaian), tetapi di garasi, aku lihat jam menunjukkan masih jam 12 malam di hari yang sama.
“Ada apa ini? Bu, Paman di mana?”
“Di atas, bawa pakaian Ibu dan kamu ke kamar kamu,” aku langsung naik ke atas membantunya, banyak memang karena aku sekalian liburan sekolah di sana. Tangga yang sama, teralis yang sama, dan kuburan yang sama!
Ada apa ini? siapa yang bisa menjelaskan ini, “Paman? Paman dimana?,” tidak ada barang-barangku juga tidak ada bekas orang yang masuk ke sini.
“Kreek!”
Suara teralis tertutup, “Paman!?” aku keluar mengeceknya, lampu luat mati, tidak ada siapa-siapa.
“Ibu! buka pintunya!”
Kisah Mistis Nyata Terbaru Kuburan di Samping Rumah
Reviewed by Yana Magia
on
December 16, 2018
Rating:
